Tuhan selalu mendengar doa umatnya, dan ia tahu dengan pasti waktu yang tepat untuk mengabulkannya
Kalimat itu berhasil menaikkan moodku yang cenderung kurang baik hari ini. Berpikir positif dan percaya pada keajaiban doa, "Simpel, tapi ngena banget!"
Dipenghujung waktu menghabiskan masa-masa di bangku sekolah, aku banyak berpikir tentang berbagai hal. Tentang cita-cita kedepan, rencana untuk kuliah, sampai kepada hal-hal yang luar biasa. Salah satunya adalah keinginan terbesarku untuk travelling ke salah satu kota eksotis dunia, New York City
Times Square, NY
gambar diambil dari sini
New york, new york
I want to wake up in a city, that never sleeps
And find I’m a number one top of the list,
king of the hill
A number one
Frank Sinatra - New York New York
Gedung - gedung menjulang, dikelilingi oleh hiruk pikuk kendaraan, orang-orang yang hilir mudik disepanjang jalan perkotaan dan aktivitas warganya yang seakan tidak pernah diam memang pantas membuat NYC menyandang predikat kota yang tidak pernah tidur.
Banyak orang beranggapan bahwa NYC adalah sebuah kota besar yang sangat keras dan pengap dengan hutan beton yang terlihat begitu mengerikan dan menyesakkan dada, juga penuh dengan kejahatan kriminal yang penuh dar-der-dor seperti di film-film yang ada di TV ataupun bioskop. Ada juga orang yang menganggap, bahwa kehidupan di NYC penuh kegemerlapan kehidupan glamour. Penduduknya pasti tinggal di apartemen mewah dengan kendaraan setaraf limosine untuk berpergian. Tapi menurut pandanganku, NYC tidaklah sekejam yang kita bayangkan.
Banyak alasan mengapa aku menjadikan NYC sebagai salah satu tempat yang sangat ingin aku kunjungi. New York merupakan Kota Megapolitan yang super komplit, pusat segala kegiatan di dunia. Dari mulai perekonomian, fashion, kegiatan seni, hingga dunia kuliner bisa kita temukan di kota ini.
New York juga merupakan sebuah kota yang romantis. Walaupun tidak se-romantis kota-kota di Eropa seperti Paris, Roma, atau Praha, New York dapat memberikan sebuah romantisme kehidupan tersendiri yang tidak bisa didapatkan di kota-kota yang lain. Suasana dari kota inilah yang memunculkan rasa romantisme itu sendiri, seperti adanya Central Park. Central Park merupakan sebuah kebun raya besar di tengah dekapan gedung-gedung pancakar langit. Central Park ini merupakan paru-paru yang menafaskan kehidupan di NYC, khususnya kota bagian Manhattan. Begitu masuk kebun raya tersebut, kehidupan sungguh terasa lain. Hingar bingar kendaraan bermotor hilang, diredam oleh dedauan dan pohon-pohonan. Burung-burung berkicau sepanjang hari. Tupai-tupai liar melompat-lompat di rerumputan, mendekat untuk sebutir kacang atau biji-bijian. Burung belibis dan angsa berenang di tengah danau-danau kecil.
Central Park, NY
gambar diambil dari sini
Central Park in Spring
gambar diambil dari sini
Bisa juga bersepeda sepanjang tepian sungai Hudson yang begitu memukau. Kita tidak perlu takut disambar kendaraan bermotor, karena jalur khusus sepeda dan pejalan kaki ini dibuat terpisah dari segala keganasan kendaraan bermotor, sepanjang tepian sungai. Dari ujung paling bawah pulau Manhattan di Battery Park hingga paling atas di jembatan George Washington yang menghubungkan NYC dan New Jersey, pemandangan sepanjang tepi sungai Hudson ini sungguh menyejukan. Tak terasa, bahwa kita bersepeda di tepi kota Mega Metropolitan yang paling hiruk pikuk di dunia. Perpaduan air sungai dan taman kota yang asri di sebelah Barat dan arsitektur lawas yang berselang-seling dengan perpaduan arsitektur bangunan termodern dan terkini di sebelah Timur, sungguh membuat seolah-olah kita sedang bersepeda di dunia mimpi. Tak terasa sama sekali kepengapan kota yang membekap dan meracuni paru-paru kita.
Suasana kota New York yang seperti ini memang sengaja dirancang agar penduduknya tetap hidup bergairah. Kehidupan yang bergairah inilah yang diperlukan untuk memutar roda ekonomi yang diperlukan sebagai tulang punggung pembangunan sebuah bangsa.
NYC memang sebuah dunia yang warna-warni, utuh dan begitu memikat. Romantis tapi jauh dari mimpi. Tak pernah terpejam sedetikpun. Tapi juga tak membuat kita letih. Suatu hari nanti aku pasti bisa kesana.
Pasti.